PADANG — Mendekati masa pemilihan walikota Padang, incumbent masih mengungguli nama baru. Meski begitu, pendatang baru berhasil meraih hati pemilih.
Hal itu terungkap dari hasil survei yang dilakukan Lembaga Survei Liberte Institute pada 23-26 Januari pada 11 Kecamatan di Padang. Lembaga yang melakukan survei diisi mahasiwa pascasarjana Universitas Andalas. Ini survei mereka yang kedua.
Sayang tokoh yang disurvei belum seberapa, karena yang muncul memang baru sedikit. Survei melibatkan 800 responden dengan margin error 3,5 persen. Mahyeldi teratas karena ia wakil walikota saat ini. Posisi dua Andre karena ia sudah memasang baliho pada banyak tempat. Akan halnya Michel juga demikian. Posisi ini bisa berubah, jika tokoh lain gesit mensosialisasikan diri.
Mereka tidak punya kepentingan serta pesanan dari calon manapun terkait hasil survei. Hasil survei yang dirilis Sabtu (23/2) itu, Mahyeldi Ansharullah masih memiliki elektabilitas paling tinggi.
“Kita lakukan pada beberapa daerah untuk menunjukan hasil kerja kita independen,” sebut Direktur Liberte Institut, Indrayadi didampingi Koordinator Surveyor, Yendra Saputra, saat jumpa pers di rumah makan Lubuk Idai, Sabtu (23/2) Khatib Sulaiman.
Hasilnya, pada pertanyaan seandainya pemilukada dilaksanakan pada hari ini, siapa walikota yang akan bapak/ibu pilih?
Ternyata 20,6 persen memilih Mahyeldi. Walaupun begitu Andre Rosiade yang merupakan tokoh baru muncul berhasil meraih simpati masyarakat. Andre meraih suara 20,2 persen. Sedangkan di urutan tiga ada nama anggota DPR Ri asal Sumbar, M. Ichlas el Qudsi yang dipercaya oleh 12,1 persen.
Selain tiga nama di atas ada nama mantan Wakil Walikota Padang, Yusman Kasim yang yang mendapat 11,8 persen suara. Lalu, anggota DPD RI Afrizal yang juga ketua DPC Gerindra Kota Padang yang mendapat 4,1 persen. Indrayadi menjelaskan, jika dilihat dari popularitas calon walikota, Mahyeldi dikenal oleh 67,9 persen responden, Yusman Kasim 56,3 persen, dan Andre Rosiade 53,5 persen, sedangkan M Ichlas El Qudsi 43,7 persen. Sedangkan tingkat akseptabilitas, Mahyeldi disukai 35 persen responden, Yusman Kasim 25,8 persen, Andre Rosiade 24 persen, dan M Ichlas El Qudsi 21,9 persen.
Cawako
Indrayadi menjelaskan, selain walikota, Liberte Institute juga melaksanakan survei untuk mengetahui elektabilitas calon wakil wali kota. Dari survei itu diketahui, jika pemilukada dilaksanakan pada saat survei, maka 14,1 persen warga akan memilih Maigus Nasir. Kemudian, 10,02 persen memilih Firdaus Ilyas, dan 7,3 persen memilih Yendril.
Sedangkan jika dilihat dari popularitas, 29,8 persen responden mengenal Maigus Nasir, Firdaus Ilyas 27,4 persen, Syafril Basyir 23,5 persen, dan Feriyanto Gani 19,4 persen.
“Jika dilihat akseptabilitas, maka yang disukai atau diterima masyarakat Maigus Nasir 15 persen, Firdaus Ilyas 10,02 persen, dan Syafril Basyir juga 10,2 persen,” papar Indra.
Kata Indra, alasan utama masyarakat memilih walikota dan wakil walikota dekat dengan masyarakat 21,6 persen, bersih dan jujur 11,9 persen, berikutnya berpengalaman, berwibawa dan kharismatik, serta sering muncul di media massa.
Indrayadi memprediksi, calon yang paling kuat persaingannya antara Mahyeldi Ansharullah, Andre Rosiade, dan M Ichlas El Qudsi.
Menurutnya, dengan kondisi sekarang, diperkirakan Andre Rosiade akan mampu menyalip Mahyeldi dalam beberapa bulan ke depan. “Survei dilakukan sebelum tsunami politik mengguncang PKS yang akan mengusung Mahyeldi. Ditambah 51 persen masyarakat tidak puas dengan kinerja pasangan walikota dan wakil walikota sekarang,” ujar alumni Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang ini. Dalam survei itu juga ditanyakan persepsi masyarakat tentang partai politik. Indrayadi menyebutkan, walau kasus parpol di tingkat pusat sangat banyak, sepertinya tidak begitu mempengaruhi pemilih di Padang. Buktinya, Partai Demokrat masih dipilih oleh 19,7 persen pemilih, Golkar 14,7 persen, PAN, 14,5 persen, PKS 12,5 persen.
“Dari 19,7 persen massa Demokrat itu, 3,9 persen memilih Andre Rosiade, 2,8 persen Yultekhnil, 2,8 persen Mahyeldi, dan 2,6 persen Yusmas Kasim. Sedangkan dari 14,5 persen massa PAN, 4,3 persen memilih M Ichlas Elqudsi, 2,3 persen Andre Rosiade, 1,4 persen Yultekhnil, dan 1,7 persen Yusman Kasim,” papar Indra.
Sedangkan massa Partai Golkar yang jumlahnya 14,7 persen, 3,4 persen memberikan suara pada Yusman Kasim, 2,8 persen pada Andre Rosiade, 2,3 persen di antaranya memberikan suara pada Mahyeldi, dan 1,9 persen pada M Ichlas El Qudsi.
Sementara, PKS masih didominasi oleh pendukung Mahyeldi. Buktinya, 7 persen dari 12,5 persen massa PKS memberikan suara pada Mahyeldi Ansharullah, 2 persen pada Andre Rosiade, dan 1,1 persen pada M Ichlas El Qudsi.
“Dari hasil survei kami, Mahyeldi Ansharullah turun perlahan-lahan, Andre Rosiade terus naik, dan M Ichlas El Qudsi naik perlahan-lahan. Begitu juga dengan Yusman Kasim. Artinya, persaingan ketat terjadi antara Mahyeldi, Andre Rosiade, M Ichlas El Qudsi, dan Yusman Kasim,” ulasnya.
Koordinator Surveyor, Yendra Saputra menambahkan, agar suara para calon ini bisa naik, calon wakil wali kota yang mendampingi mereka sangat menentukan. “Jika cawawako mendukung, maka suaranya akan naik. Jika salah pilih bisa kacau,” jelasnya. Dia mengingatkan agar para calon untuk tidak coba-coba menggunakan money politic. Sebab, perilaku pemilih di Sunbar sudah cerdas. Sebab, 48,9 persen responden akan menerima uang cawako namun memilih sesuai nuraninya. Sedangkan 44,6 persen akan menolak. “Hanya 5,5 persen yang akan menerima dan memilih orang yang memberinya,” ulasnya.
Yendra menjelaskan, survei ini dilaksanakan dengan metodologi multi stage random sampling, dengan cara wawancara tatap muka langsung hingga tingkat RW di 11 Kecamatan di Padang. “Responden 800 orang yang mewakili semua kelompok masyarakat, mulai dari jenis kelamin, pendidikan, suku, agama, dan usia. Tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin error 3,5 persen,” ulas Yendra.
sumber : harian Singgalang
posted by Adimin
Posting Komentar